siluet

siluet
hijaberscommunityjakarta commitee

Selasa, 13 Mei 2014

Interkalasi Nanopartikel Ni Bentonit

1          BAB I

PENDAHULUAN

1.1         Latar Belakang

Pada perkembangan teknologi serta kebutuhan umat manusia yang semakin besar tentang pemanfaatan sumber daya alam  serta sebagai proses pemenuhan kebutuhan maka manusia melakukan banyak sekali eksperimen yang berkaitan dengan bidang industri, salah satunya adalah pemanfaatan teknologi yang berguna untuk mempercepat proses yang terjadi pada suatu reaksi kimia.Pada suatu reaksi kimia, reaksi dapat berlangsung dan menghasilkan suatu produk diperlukan sejumlah energi tertentu dan kadang-kadang terlalu besar sehingga jika reaksi tersebut digunakan dalam bidang industri yang  akan membutuhkan biaya operasional yang tinggi. Maka para peneliti melakukan penelitian untuk membantu dalam pemenuhan kebutuhan umat manusia serta yang dapat menurunkan biaya  operasional sehingga teknologi yang dapat dinikmati oleh masyarakat banyak, hal ini berkaitan erat dengan hasil produksi dimana memerlukan waktu dan biaya yang lama dalam pembuatannya hal ini berkaitan erat dengan penggunaan energi. Energi ini disebut energi aktivasi.  Salah satu cara untuk menurunkan energi aktivasi adalah dengan menggunakan katalis.
Katalis adalah suatu zat yang dapat menurunkan energi aktivasi suatu reaksi dengan terbentuknya interaksi langsung antara katalis dengan zat-zat pereaksi. Katalis pertama kali diperkenalkan oleh J.J. Berzelius pada tahun 1836.  Sebagian besar logam transisi dapat digunakan sebagai katalis.  Namun, luas permukaan katalitik aktif katalis ini sangat terbatas disamping itu harganya juga relatif mahal.  Untuk mengatasi hal tersebut, katalis logam ini dapat disanggakan pada suatu bahan penyangga (support) yang bersifat inert.  Bahan penyangga ini dapat menambah luas permukaan katalitik katalis. Metode yang digunakan adalah memasukan nanopartikel yaitu pertikel yang berukuran sangat kecil yaitu antara 1-100 nm, karena ukuran yang kecil nanopartikel memiliki perbandingan antara luas permukaan dan volume yang lebih besar dibandingkan dengan partikel sejenis dalam ukuran besar sehingga lebih mudah disisipkan dalam suatu media penyangga. Salah satu media penyangga yang baik digunakan adalah bentonit. Bentonit memiliki bentuk yang berlapis-lapis sehingga memudahkan untuk memasukan material logam serta dimanfaatkan sebagai katalis.  Bentonit adalah istilah yang digunakan dalam dunia perdagangan untuk sejenis tanah liat yang mengandung mineral montmorillonit (MMT) lebih dari 85 %.  Fragmen sisanya sebagai mineral pengotor umumnya terdiri dari campuran mineral berupa kwarsa, felspar, kalsit, gypsum, kaolinit, plagioklas, ilit dan sebagainyaPemanfaatan bentonit  yang selama ini masih dirasakan terbatas, dan umumnya hanya digunakan sebagai adsorben.  Berdasarkan data dari kementerian energi dan sumber daya mineral (ESDM) Indonesia adalah salah satu negara pengekspor bahan alam lempung (bentonit) yang cukup diperhitungkan di dunia.  Cadangan bentonit Indonesia berjumlah sekitar 380 juta ton, tersebar di beberapa pulau, terutama jawa dan sumatera.  Modifikasi yang dilakukan peneliti adalah membuat katalis dari bentonit dengan menyisipkan nanopartikel senyawa nikel. Saat ini nanopartikel logam telah berkembang sebagai teknik baru dalam bidang katalis. Nanopartikel logam sangat menarik digunakan sebagai katalis karena memiliki luas permukaan yang tinggi untuk rasio volume, dan sifat elektronik dan permukaan yang khas (Astruc et al., 2005).
Kompleks logam-penyangga ini kemudian dapat digunakan dalam reaksi kimia, misalnya reaksi hidrogenasi benzena menjadi sikloheksana.  Di bidang industri kimia, benzena banyak digunakan sebagai pelarut, aditif pada bahan bakar kendaraan serta pada industri fenol, stirena dan anilin.  Namun, benzena termasuk reagen yang berbahaya, karena ia mudah meledak dan uapnya beracun.  Sedangkan sikloheksana merupakan pelarut yang relatif aman dan tidak beracun.  Sikloheksana banyak digunakan dalam industri nilon, plastik dan cat.
Penelitian ini bertujuan untuk  menambah pemanfaatan bentonit  sebagai penyangga katalis nanopartikel Ni yang banyak digunakan sebagai katalis dalam reaksi hidrogenasi benzena menjadi sikloheksana.

1.2         Perumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian kali ini adalah sebagai berikut :
1.      Bagaimakah komposisi jumlah maksimal nanopartikel yang dapat disisipkan pada saat mereaksikan nanopartikel nikel dengan metode impregnasi dan penukar ion melalui proses reduksi menggunakan oksidator NaBH4 kedalam bentonit ?
2.      Bagaimakah efektifitas Ni-bentonit yang difungsikan sebagai katalis sebagai pemercepat reaksi ?

1.3         Tujuan Penelitian

Penelitian dilakukan dengan tujuan :
1.      Melakukan sintesis dan karakterisasi pembuatan katalis nanopertikel Ni dengan media penyangga bentonit.
2.      Menguji katalis yang telah dihasilkan dari penelitian (pembuatan katalis nanopartikel nikel dengan media penyangga bentonit).

1.4         Hipotesa Penelitian

Adanya kandungan nanopartike Ni dapat terbentuk pada lapisan (interlayer) bentonit dan dapat digunakan untuk katalis pada reaksi hidrogenasi benzena.

1.5         Ruang Lingkup

Berdasarkan latar belakang masalah penelitian, maka batasan masalah pada penelitian ini adalah proses modifikasi dari bentonit dengan menggunakan reagen nanopartikel nikal ( Ni) dengan melalui proses reduksi menggunakan oksidator NaBH4 yang difungsikan sebagai katalis.






 Oleh  : Rizkia Ichty Garniani
Departemen Kimia Universitas Indonesia, Depok 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar